Terima Kasih Telah Berkunjung di Blog Vinna Patriana Salam Literasi Diagonal Select - Hello Kitty 2

Tuesday, January 29, 2013

Star In My Life



By : Vinna Patriana

            5 huruf yang bisa membuat bahagia.
5 huruf juga yang bisa membuat perih.
Andai semua keinginan bisa tercipta.
Akan ku sambut semua dengan sukacita.
Tapi ...
Itu hanya sebatas angan, kenangan tinggal kenangan.
Biarkan semua dimiliki oleh waktu,
Waktu yang mempertemukan,
Waktu juga yang memisahkan,
Akankah waktu juga yang akan mempertemukan kita kembali ?
Yah, Akan kunanti jawaban itu,entah sampai kapanpun.

Setelah menulis kalimat terakhir segera kututup buku harian pink ku.
Huh, aku sangat lelah hari ini, kuputuskan untuk mengakhiri malamku dengan cepat, padahal jam baru menunjukan pukul 8 malam. Tetapi sebelum aku beranjak ke tempat tidur, rasanya ingin sekali untuk menyapa bintangku terlebih dahulu.
“Selamat malam bintangku ?”
            “Apa kabarmu malam ini? Aku berharap dan aku berdoa semoga kau baik- baik saja disana.
            BINTANGKU, malam ini rasanya aku rindu sekali terhadapmu. Malam ini tidurlah denganku. Ku kan menunggu mu selalu.
Setelah menyapa bintang, kebiasaan yang selalu aku lakukan di setiap harinya, aku pun beranjak merebahkan tubuh di tempat tidur kesayanganku.
Dan tak terasa aku pun telah sampai pada alam bawah sadarku.
KKRRRiiiinnGGG....  pagi pun mulai menyapa..
Kukenakan jilbab putihku, setelah benar-benar rapi akupun menyiapakan daftar pelajaran untuk hari ini. Sejak pertama aku masuk SMA hatiku memutuskan untuk berhijab.Alhamdulillah setelah berhijab pengaruh positif pun perlahan mulai menghampiri.
Semua sudah selesai, dengan diantar papa aku pun pergi ke sekolah. Semoga hari ini lebih baik dari sebelumnya doaku dalam hati.
Di sepanjang koridor sekolah terlihat beberapa anak sedang asyik mengobrol,saling bercanda, saling bercerita, dan tak ketinggalan pula terlihat beberapa anak tampak di dalam kelas yang sedang menulis, kira-kira menulis apa yah? Apa lagi kalau bukan yang namanya PR.
            Hari itu tampak seperti biasa tanpa ada yang istimewa. Setelah semua pelajaran berakhir kuputuskan untuk pulang sendiri. Aku hanya ingin pergi sebentar ke taman di dekat sekolahku. Sekedar untuk melihat-lihat ataupun melepas penatnya kehidupan. Setelah sampai di taman terlihatlah sepasang kekasih yang saling tersenyum sumringah. Jelas sekali menggambarkan betapa bahagianya mereka ketika memiliki satu sama lain.
Angan ku pun melayang, teringat akan masa lalu ku yang indah namun berakhir dengan sebuah kepedihan.
“Hey Ra, kak Alvin ngeliatin kamu terus tuh, haduh cie...cie..cie” gurau Sinta     saat kami ke kantin.
            “Ih kamu jahil deh Sin, perasaan kamu aja kali” jawabku ketus
            “Seantero sekolah juga tau kalo Kak Alvin itu naksir berat sama kamu”
            “Lebay deh, udah ah mau makan. LAPERRR... “ ajaku dengan cepat.

Akhir-akhir ini bisa dibilang aku cukup dekat dengan Kak Alvin, pertamanya sih gak saling kenal tapi berkat Facebook kita jadi saling kenal dehh.
Kak Alvin itu bisa dibilang tergolong orang yang eksis, jadi kalo dia deket sama siapa, itu jadi paling Update di sekolah.
Setiap hari kami makin deket, dan akhirnya waktu itu hari jum’at, Kak Alvin nembak aku di depan temen-temen aku dan di saksiin juga oleh temen-temennya dia.
Deg-deg’an, muka merah, udah pada campur aduk rasanya. Tapi setelah aku bener-bener yakin dengan semuanya. Ku putuskan untuk menerima cintanya.
Dunia bener-bener berubah 180 derajat dan semua terasa berbeda.
            Semua terasa indah, selalu bersama, saling berbagi, dan jarang sekali terjadi konflik antara kami.
Dia penyemangat ku dalam segi apapun.
Lamunanku pun tersadar, saat air hujan menetes tepat di kelopak mataku.
Kuputuskan untuk cepat pulang ke rumah karena hari sudah terlihat sore, pertanda jingganya matahari yang sudah siap untuk menenggelamkan diri..
Hari-hariku selalu teringat akan masa lalu 1 tahun silam. Masih begitu melekat di pikiran dan di hatiku. Sulit untuk membiasakan diri dan menghilangkan semuanya dari kehidupan yang kini aku jalani sendiri.
           
 “Ma, Caca pulang” kataku sambil menaiki tangga setiba di rumah.
            “Sore sekali kamu pulangnya Ca, yaudah kamu mandi habis itu kamu makan yah” jawab mama memperingatkan.
            Sedangkan aku hanya mengangguk yang berarti mengiyakan.

~Don’t Cry Just sweep your pain from your eyes.
That makes me fall to your heart
Sorry it’s all i can say to your heart.
You’ll always with me~

Lagu Song For You, Airplan pun mengalun di handpone ku.
Tertera di layar handphone  Bela call
            “Halo Ca?”
            “Iya ada apa Bel?” sahutku
            “Malem ini aku nginep di rumah kamu yah, ada yang mau aku ceritaiin” jawab Bela segera
            “Oke deh aku tunggu, ajak Shinta sekalian yah?”
            “Beres Non” jawab Bela yang menyetujui usulku itu
Untung ada kedua sahabtku itu, setidaknya bisa membuat aku lupa akan kenangan-kenangan itu. Walawpun hanya sekejap. Tepat pukul 7 malam Bela dan Shinta datang ke rumahku, seperti biasa mereka membeli beberapa cemilan dan beberapa soft drink. Maklum bakalan curhat abis-abisan malem ini. Hhhee
            “Eh Ca kamu tau gak, di facebook aku liat Kak Alvin pasang foto berdua sama cewek loh?” Bela membuka pembicaraan
            “Biarin aja, toh gak ada hubunganya lagi kan sama aku?” jawabku dengan lirih.
“Iya juga sih Ca, udah dong jangan galau gitu,Maafin kita yah” jawab Bela dengan nada bersalah.
“Gak apa-apa koq, makasih yah kalian udah nemenin aku selama ini?”
            “Itulah gunanya sahabat Ca” sahut Shinta lalu kami pun berpelukan (kayak teletubies aja yah)

(Keesokan harinya)
KKRiiiiNgggGGGGG..... jam beker hellokitty ku pun berdering.
Hoamsss masih ngantuk, segera kubangunkan kedua sahabatku yang sedang asyik dalam mimpi mereka masing-masing.
.           Setelah selesai sholat, kami pun bersiap untuk sekedar lari pagi di sepanjang taman, biasanya kalo hari libur gini taman pada rame.
Setelah dapet 3 putaran, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak, anganku pun melayang kembali teringat akan masa-masa itu.
Ketika aku dan Kak Alvin lari pagi bersama, aku kan orangnya dulu manjaan. Jadi banyakan jalannya daripada larinya. Dengan sabarnya dia nemenin aku. Saat bener-bener udah capek kami pun pulang. Tapi sebelum itu, hal rutin yang selalu kami lakuin yaitu mampir ke Bubur Ayamnya Mas Karjo. Dengan lahapnya kami pun menghabiskan bubur ayam yang menurut kami gak ada tandingannya dimanapun.
Akhirnya aku tersadar, perut ku udah kriak-kriuk, lalu aku pun mengajak kedua sahabatku yang dari tadi udah tebar pesona ke cowok-cowok, buat mampir bentar ke bubur ayamnya Mas Karjo.
Mereka pun setuju !!!
            Setelah menghabiskan bubur ayam + teh hangat, kami pun beranjak.
            “Dah Shinta, Bela” pamitku saat di Gang Melati
Kami pun saling berpisah, ternyata walau bersama mereka, itu tidak membuat aku lupa akan kenangan itu. Oh tuhan aku lelah. Ucapku sambil menunduk seraya mencari jawaban disela-sela bebatuan bahkan di di pasir-pasir yang berada dihadapanku. Kupikir mereka tau jawabanya. Tapi hasilnya NIHIL !!!
            Kalian pasti penasaran kan dengan cerita masa laluku? Oke bakalan aku ceritain sampe tuntas. Wow

Berulang-ulang semua terasa indah, waktu terasa cepat kami lewati.
            Tak ada 1 orang pun yang bisa memisahkan kami saat itu.
            Berdua kami hadapi bersama,
            Badai, terjangan ombak, bahkan semua yang sangat sulit menurutku.
Tapi..
 Kami mampu menelan semua itu tanpa harus merasakan sakit.

Hingga tiba waktu dimana ia mulai menjauh dari diriku, aku pun tak tau apa yang menyebabkan itu. Ia bahkan seperti ditelan bumi. Saat ku tanya alasannya, ia hanya menjawab SEDANG SIBUK. Saat itu aku mencoba untuk mengerti. Berminggu-minggu tanpa ada kabar darinya. Hingga suatu hari yang mempertemukan kami, dimana hari itu merupakan hari yang sangat terpenting dalam hidupku. Yaah usiaku tepat 17 tahun.
Aku sangat senang sekali melihat ia datang membawa satu bucket mawar putih,ia pun mengucapkan “Happy Birthday Honey Wish you All The Best” lalu aku pun diantarnya pulang ke rumah. Rasanya ingin sekali di dekatnya selalu, karena dialah sumber kekuatanku. Di pertengahan jalan ia mengucapkan kata yang sampai saat ini masih sangat menusuk di relung hatiku yang paling dalam.
“Honey?” panggilan sayang yang selalu ia gunakan saat memanggilku.
“Iya kak, Ada apa?”
“Mungkin, hubungan kita sampai disini aja yah?” dengan mata tetap menatap lurus ke jalan.

Seperti Halilintar yang mengejutkan hati ini,
“Tapi kenapa kak?” sahutku diiringi tetesan air mata yang mengalir
“Kakak bakalan sibuk, gak bakalan ada waktu buat Caca. Caca harus bisa tanpa kakak yah?” jawabnya dengan nada tersendat.
“Caca gak mau kak” bendungan air mata pun tak tertahankan lagi
“Kakak gak bisa Ca, kamu harus ngertiin kakak juga” ucapnya pelan
“Tapi apa salah Caca kak?” tanyaku sampai menarik tanganya
“Kalo emang kita jodoh kita gak akan kemana Ca, kamu jaga diri kamu baik-baik yah, sekolahnya harus semangat, buktiin kalo kamu bisa” nasihat Kak Alvin yang mungkin itu merupakan nasihat terakhirnya untukku.

Aku hanya terdiam, hatiku hancur, duniaku berputar, kebahagiaan bukan lagi milikku, Kak Alvin memutuskan Hubungan ini tanpa satu alasan yang jelas. Itu cukup membuat hatiku hancur berkeping-keping.
Sejak kejadian itu kami benar-benar hilang komunikasi, semua kenangan telah sirna, tak dapat kami lukis di kanvas indah kami lagi.
Mungkin ada alasan yang lain sehingga ia membuat keputusan seperti itu, tepisku dalam hati. Itulah cerita masa kelamku.
Ah sudahlah, aku pun beranjak ke dapur untuk sekedar membuat teh hangat. Aku sangat lelah bila mengingat itu. Kuhabiskan satu gelas teh hangat itu, sedikit memberi ketenangan setelah aku meminumnya.
Bertahun-tahun aku mencoba bangkit dari keterpurukan ini. Tak mudah untukku menghadapi semua, tetapi aku sangat percaya dengan 1 kalimat “SEMUA AKAN INDAH PADA WAKTUNYA”. J
Beberapa hari lagi aku dan teman-temanku akan menghadapi Ujian Nasional, dan kali ini aku sangat ingin berkonsentrasi dengan UN dan SNMPTN ku. Aku tak ingin lagi memikirkan masa lalu yang akan menghambat masa depanku. Dan alhamdulillah semua berhasil ku lewati dengan lancar dan memuaskan.

“Ma, Pa, Caca diterima di Universitas Nusa Bangsa?” teriak Caca sembari menunjukan lembaran pos yang baru saja ia baca.
“Kamu hebat Nak, teruslah berprestasi. Kami sangat bangga terhadapmu” ucap Papa sembari tersenyum sedangkan Mama langsung memelukku.
Bela pun menelponku, dan ternyata ia dan Shinta, juga diterima di Universitas Impian mereka masing-masing. Kami ber tiga tidak satu sekolah lagi, sedih sih tapi apa boleh buat demi cita-cita.
Hari yang ditunggu pun tiba, OSPEK PERTAMA !!! syalala~
Dengernya aja udah merinding dan ketakutan bagi mahasiswa/mahasiswi baru seperti kami.dan yang lebih parahnya lagi gak ada satupun orang yang aku kenal di Univ ini. Sudah Habislah aku !!!
“Eh Loe Kucing sini jongkok” sahut kakak tingkat yang memanggil nama Ospekku.
            “Iya ada apa kak?” sahutku takut
            “Kamu kan punya panggilan kucing, jadi coba kamu cari 2 kucing dikampus ini, terus kasih ke Gue” jawabnya galak
“Tapi kak?” jawabku ragu.
“Gak pakek tapi-tapian, loe mau gua suruh lari 25 keliling ni lapangan”
“Gila, aku bener-bener gak suka sama yang namanya KUCING, ngeliatnya aja udah takut bener, eh ini malah di suruh nyari. Bener-bener ngeselin deh Seniornya. Pengen banget deh aku cakar-cakar mukanya. Pilihan terakhir lari 25 keliling? Dia pikir ni lapangan kecil apa? Bisa bengekan aku kalo gini caranya” gerutuku dalam hati
“Kak?” panggil ku terhadap senior aneh itu
            “Apa? Mana kucingnya?” sahutnya kebingungan karena tidak ada satu ekor kucingpun ditanganku.
            “Ini kak, Caca milih lari 25 keliling aja deh. Susah cari kucingnya” jawabku terbata-bata
            “Bilang aja loe takut ama kucing, yaudah lari sono 25 keliling” suruhnya dengan nada tinggi
            “Senior aneh, jahat, gak berprikemanusiaan, tega banget siang bolong gini disuruh lari” gerutuku lagi
            Baru 3 keliling aja udah capek banget, kepala ku udah pusing dan tiba-tiba BRRrruuukkk.. aku pun ambruk di tengah lapangan.
Dan tersadar saat aku sudah berada di UKS
“Loe udah siuman?” tanyanya dengan nada yang lembut beda banget pas di lapangan
            “Iya udah kak, bisa ngeliat kan?” jawabku songong
“Maafin gue yah udah buat loe kayak gini, gue ngerasa bersalah jadinya.     “Gak apa-apa koq kak, bagus deh kalo kakak cepet nyadarnya. Berarti allah udah ngebuka hati kakak yang tega’an itu” jawabku dengan kata-kata yang menyindir
            “Hhhee loe polos banget yah”
            “Oh” jawabku singkat
            “Yaudah loe mau pulang gak ntar gue anter?” tawarnya kepadaku.
            “Makasih kak, masih kuat koq buat pulang sendiri” tolakku halus
“Bener?” tanyanya seraya meyakinkan
            “Iya bener kak !

Semenjak berakhirnya hubunganku dengan Kak Alvin aku memutuskan untuk menutup hati untuk pria manapun, karena aku masih menjaga cinta itu. Sesuai ucapan ku terakhir kalinya.
Ospek pun terlewati  hari demi hari senior aneh itu semakin deket aja sama aku. Aku sih nganggepnya biasa aja, tapi seiring waktu berjalan dengan perlahan ia mulai mendekatiku dengan maksud lain. Tetapi aku tidak sedikit pun memberi kesempatan untuknya.
Seketika pandangan ku teralih ketika melihat orang-orang yang berkerumun di mading. Dengan penasaran ku hampiri mading tersebut ternyata ni kampus bakalan ngerayai Birthday yang ke 50 tahun minggu depan yang bertemakan Green is natural jadi semua yang pada dateng diwajibkan memakai pakaian bernuansa hijau.
Keesokan harinya aku Shinta, dan Bela pergi ke Mall untuk membeli keperluan yang bakalan aku pakai nanti. Agak susah sih cari gaun yang pas, warna hijau lagi!!!
Bener-bener deh tuh kampus kenapa gak sekalian warna jingga aja biar lebih susah dicarinya. Hhe
Akhirnya setelah muter-muter, turun naik tangga kami pun selesai belanja.
Tiba dimana acara Birthday nya my kampus, jam setengah 5 sore udah harus dateng dan sekarang jam menunjukkan pukul 2 sedangkan aku masih kebingungan buat dandan. Aku bener-bener gak biasa tau !!.
Ku raih handphone pink ku, ku tekan kontak yang bernama Bela lalu ketekan tombol call.
            “Bela help me” ucapku memohon
            “What wrong baby”
“Ntar sore, mykampus bakalan ngadain Birthday nya, kamu tau sendiri kan aku gak bisa dandan? Mana ini udah jam 2 lagi. Bantuin aku Bel, ayo dong” jawaku cepat
            “Okey darling Bela segera meluncur” jawabnya dengan pasti.
Aku pun tersandar di kursi sembari menunggu Bela datang.
“Hey Bel, lama amat sih udah jam 3 ni?” gerutuku
            “Tenang aja Ca, aku cepet koq kalo ngedandani orang” jawab Bela seraya menenangkanku
            Dengan sigap ia memoleskan bedak, lipstik, eyeshadow, gliter. Jilbabku pun sudah terpasang dengan anggun nya. Make-up pun selesai, lalu ia menyuruhku untuk mengenakan gaun serta pernak-pernik dan sepatu yang aku beli kemarin.
Dan hasilnya amazing WOW banget deh.
            “Ya ampun Ca, kamu cantik banget. Sumpah deh. Kalo Kak Alvin ngeliat Caca yang sekarang pasti bakalan tambah cinta dianya” tutur Bela kagum
“Aku juga baru sadar Bel, makasih yah sahabatku udah bantuin aku” tutur ku sambil tersenyum lebar.
“oke sama-sama good luck yah buat hari ini” semangatnya untukku.
Jam menunjukan pukul setengah lima lewat, Jakarta Macetnya gak ketulungan deh.
Setelah setengah jam menunggu akhirnya jalan kembali normal. Terlihat jelas keaadaan gedung yang sudah memulai acaranya.
Dengan percaya diri aku pun memasuki gedung, semua mata tertuju padaku. Semua berdecak kagum, tapi tak sedikit pula yang mencemooh iri terhadapku. Ku pilih kursi kosong yang masih tersedia. Kuikuti acara itu, lalu tibalah acara puncaknya dimana merupakan acara bebas untuk mahasiswa/mahasiswi sekalian.
Terdengar seseorang yang menyebut namaku, yang mempersilahkan untuk menyumbang sebuah lagu untuk acara ini. Dengan dorongan teman-teman sekalian aku pun naik ke atas panggung.
“Andai saja kau menyaksikan semua ini” Pikirku sejenak.
Delapan  tahun aku pun dapat  menyelesaikan gelar kedokteranku dengan nilai yang sangat baik.
Dan entah sampai saat ini kami masih belum juga dipertemukan. Dan tak terasa Sudah 10 tahun sudah masa-masa itu terlewati. Tak ada satu rasa pun yang hilang dalam hatiku. Hanya untuknya dan Hanya kepadanya !!
Karena nilai yang aku peroleh cukup tinggi, aku pun langsung ditempatkan di rumah sakit ternama di Jakarta.
Begitu juga dengan kedua sahabat karibku, Bela dan Shinta pun telah berhasil satu sama lain, Bela menjadi Manager di Perusahaan papanya sendiri, sedangkan Shinta menjadi Pengusaha Restoran Jepang yang sukses.
Hari ini dengan suka cita aku berangkat ke Rumah Sakit, walaupun hingga sekarang aku belum juga mempunyai tambatan hati. Tetapi sampai detik ini aku masih percaya dengan kata-kata “SEMUA AKAN INDAH PADA WAKTUNYA”
Setiba di Rumah Sakit, sudah banyak pasien yang harus kutangani, hingga sampai pada pasien terakhir yang membuat aku teringat kembali akan masa itu. Yah  kedua orang dihadapanku saat ini, begitu masih teringat jelas di pikiranku.

“TITA? MAMA?” tanyaku seraya meyakinkan hatiku bahwa yang aku lihat merupakan adik kandung dan juga mama kandungnya Kak Alvin.
            “Caca?” tanya mama dan aku pun langsung meraih tangan mama.
Ternyata mama dan Tita masih mengingatku, senang sekali bisa bertemu dengan mereka orang yang sangat aku sayangi dan memberikan kenangan terindah dalam hidupku.

            “Tita, sakit apa Ma?” tanyaku khawatir
            “Tita panasnya gak turun-turun Ca dari kemarin malem, mama khawatir ada apa-apa” jawab mama dengan nada cemas.
            “Yaudah Caca periksa di ruangan dulu yah Ma, Mama yang tenang yah”
Setelah memeriksa, ternyata Tita harus rawat inap di rumah sakit karena mengidap gejala DBD.
“Tita gak apa-apa ma, Cuma trombositnya aja yang menurun. Caca janji bakalan ngerawat Tita dengan baik sampai  ia bener-bener pulih” ucapku ke mama
            “Makasih yah Ca” ucap mama sembari tersenyum.
Sebelum melanjutkan kata-kata ku, tiba-tiba tampak dua orang yang juga sangat aku ingat dari dulu hingga sekarang.

“Ma, gimana keadaan Tita?” ucap laki-laki gagah yang sepertinya itu Papa.
            “Iya ma, gimana keadaan Tita? Alvin denger tita kena gejala DBD?” tanyanya dengan cemas.

            Deg.. jantungku berdegup kencang. Masa laluku tepat di  hadapanku sekarang. Sudah 10 tahun tidak bertemu banyak sekali perubahan fisik dirinya.
Aku masih terdiam bahkan tertegun, amat sangat tak menyangka akan peristiwa ini.
“Tita gak apa-apa koq baru kena gejala, untung ada Caca jadi Tita cepat ditangani” Ucap mama sambil melirikku.
Terlihat jelas Kak Alvin sangat terkejut saat mendengar mama menyebut namaku, pandanganya pun langsung beralih kepadaku.
Mata kami pun saling beradu satu sama lain, dengan pandangan tersebut banyak sekali kata-kata yang ingin terucapkan.
           
Malam pun tiba tepat pukul 22.00 aku kembali ke rumah. Malam itu kusempatkan untuk melihat bintang terlebih dahulu.
“Bintang, akhirnya kau datang kembali dalam hidupku. Itu sudah membuat aku sangat senang sekali. Semoga semua kembali seperti sedia kala yah bintangku. Ucapku terakhir.
            Sabtu pun tiba,hari itu aku ada jam sore untuk ke Rumah Sakit, tepat pukul 5 aku berangkat. Setelah menangani semua pasien, kusempatkan untuk menjenguk Tita yang dari hari ke hari semakin membaik kesehatanya.

            “Kak Caca udah pinter, baik, cantik lagi” ucapnya sambil tersenyum
            “Ah Tita bisa aja”
            “Emang bener koq apa yang Tita katakan” Ucap seseorang yang tiba-tiba menghampiri kami.
            “Tuh kan kak, Bang Alvin aja setuju” timpal Tita.
Aku pun hanya tersenyum memandang mereka satu sama lain.
            Setelah selesai menangani satu pasien terkhir, aku pun langsung ganti baju dan melepas baju dinas. Setelah semua beres aku kembali keruangan Tita, dan ternyata Tita sudah tertidur. Dan terlihat kak Alvin yang masih menungguinya.
            “Tita nya udah tidur Ca, kamu mau pulang? Kakak anterin yah?” ucapnya menawari.
            “Oh yaudah kak iya”
Di mobil kami hanya saling terdiam satu sama lain, dan aku hanya melihat-lihat disekitar jalan, ntah harus berkata apa.
            “kita makan dulu yuk?” tawarnya kepadaku. Dan aku hanya mengangukan kepala ku, yang berarti setuju.
            Ia pun menghentikan mobil di warung pinggir jalan, Tertulis di spanduk MIE AYAM  OJOLALI. Ternyata dia masih ingat makanan kesukaanku.
Setelah makan, kami pun memutuskan untuk duduk di taman, ia banyak sekali cerita mengenai kehidupannya selama sepuluh tahun tanpa diriku. Enam tahun ia kuliah di Jerman dan berhasil meraih S2 hukum. Dan sekarang ia telah bekerja di
Kejaksaan Tinggi Negara.
“Mungkin sudah saatnya Kakak cerita apa alasan sebenarnya kakak tiba-tiba memutuskan hubungan pada saat itu. Mungkin bisa dibilang kakak ingin fokus terhadap masa depan kakak terlebih dahulu, karena saat itu kakak juga merasa, bahwa kakak belum bisa jadi yang terbaik untuk Caca. Di dalam tekad kakak, suatu saat kita pasti bersatu dimana kita sudah saling Sukses satu sama lain” ucapnya perlahan.
Jujur  tak sedetikpun kakak lupa akan kenangan kita dan juga diri kamu Ca, Rasa itu masih sama seperti dahulu.
            “Maafin kakak yah Ca, udah ngecewain hati Caca, tapi kakak percaya Caca orang yang kuat. Terbukti sekarang Caca mampu melewati semua cobaan dan rintangan,hingga mengantarkan kita untuk bersama-sama kembali hingga nafas kan  berhenti” ucapnya sambil meraih kedua tanganku.
“Caca ngelakuin semua itu, karena dilubuk hati Caca yang paling dalam Caca yakin walaupun kita sempat terpisah, tapi suatu saat nanti kita bakalan bertemu lagi seperti sekarang ini” ucapku dengan yakin.
“oh iya masih inget gak Janji Cinta kita?” tanyaku kepadanya.
            “Masih dong”
Sama-sama nyatuin kelingking, habis itu nyatuin telunjuk,lanjut nyatuin jempol. Terakhir ngeluarin telunjuk masing-masing. Telunjuk aku ke hidungnya dia, telunjuknya dia kehidung aku.
Setelah itu kita sama-sama ketawa deh J
           
            Di atas langit tampaklah dua bintang yang paling terang,
Seraya ikut tersenyum atas pertemuan kami kembali.
Sinarnya begitu jelas terlihat.
Jelas  sekali menggambarkan perasaan kami saat ini.
Terimakasih tuhan atas semua pelajaran yang telah engkau berikan,
Karena itu semua mengajarkan ku untuk menjadi wanita yang kuat.
Aku akan selalu percaya akan kalimat “SEMUA AKAN INDAH PADA WAKTUNYA” bisikku ke bintang melalui hati pada malam itu.
J THE END J

No comments:

Post a Comment