By : Vinna Patriana
5
huruf yang bisa membuat bahagia.
5 huruf juga yang bisa membuat perih.
Andai semua keinginan bisa tercipta.
Akan ku sambut semua dengan sukacita.
Tapi ...
Itu hanya sebatas angan, kenangan tinggal
kenangan.
Biarkan semua dimiliki oleh waktu,
Waktu yang mempertemukan,
Waktu juga yang memisahkan,
Akankah waktu juga yang akan mempertemukan kita
kembali ?
Yah, Akan kunanti jawaban itu,entah sampai
kapanpun.
Setelah menulis kalimat terakhir segera kututup
buku harian pink ku.
Huh, aku sangat lelah hari ini, kuputuskan untuk mengakhiri malamku dengan
cepat, padahal jam baru menunjukan pukul 8 malam. Tetapi sebelum aku beranjak
ke tempat tidur, rasanya ingin sekali untuk menyapa bintangku terlebih dahulu.
“Selamat malam bintangku ?”
“Apa kabarmu malam ini?
Aku berharap dan aku berdoa semoga kau baik- baik saja disana.
BINTANGKU, malam ini
rasanya aku rindu sekali terhadapmu. Malam ini tidurlah denganku. Ku kan
menunggu mu selalu.
Setelah menyapa bintang, kebiasaan yang selalu aku
lakukan di setiap harinya, aku pun beranjak merebahkan tubuh di tempat tidur
kesayanganku.
Dan tak terasa aku pun telah sampai pada alam bawah sadarku.
KKRRRiiiinnGGG....
pagi pun mulai menyapa..
Kukenakan jilbab putihku, setelah benar-benar rapi
akupun menyiapakan daftar pelajaran untuk hari ini. Sejak pertama aku masuk SMA
hatiku memutuskan untuk berhijab.Alhamdulillah setelah berhijab pengaruh
positif pun perlahan mulai menghampiri.
Semua sudah selesai, dengan diantar papa aku pun
pergi ke sekolah. Semoga hari ini lebih baik dari sebelumnya doaku dalam hati.
Di sepanjang koridor sekolah terlihat beberapa
anak sedang asyik mengobrol,saling bercanda, saling bercerita, dan tak
ketinggalan pula terlihat beberapa anak tampak di dalam kelas yang sedang
menulis, kira-kira menulis apa yah? Apa lagi kalau bukan yang namanya PR.
Hari itu tampak seperti
biasa tanpa ada yang istimewa. Setelah semua pelajaran berakhir kuputuskan
untuk pulang sendiri. Aku hanya ingin pergi sebentar ke taman di dekat
sekolahku. Sekedar untuk melihat-lihat ataupun melepas penatnya kehidupan. Setelah
sampai di taman terlihatlah sepasang kekasih yang saling tersenyum sumringah.
Jelas sekali menggambarkan betapa bahagianya mereka ketika memiliki satu sama
lain.
Angan ku pun melayang, teringat akan masa lalu ku
yang indah namun berakhir dengan sebuah kepedihan.
“Hey Ra, kak Alvin ngeliatin kamu terus tuh, haduh
cie...cie..cie” gurau Sinta saat kami
ke kantin.
“Ih kamu jahil deh Sin,
perasaan kamu aja kali” jawabku ketus
“Seantero sekolah juga tau
kalo Kak Alvin itu naksir berat sama kamu”
“Lebay deh, udah ah mau
makan. LAPERRR... “ ajaku dengan cepat.
Akhir-akhir ini bisa dibilang aku cukup dekat
dengan Kak Alvin, pertamanya sih gak saling kenal tapi berkat Facebook kita
jadi saling kenal dehh.
Kak Alvin itu bisa dibilang tergolong orang yang
eksis, jadi kalo dia deket sama siapa, itu jadi paling Update di sekolah.
Setiap hari kami makin deket, dan akhirnya waktu
itu hari jum’at, Kak Alvin nembak aku di depan temen-temen aku dan di saksiin
juga oleh temen-temennya dia.
Deg-deg’an, muka merah, udah pada campur aduk
rasanya. Tapi setelah aku bener-bener yakin dengan semuanya. Ku putuskan untuk
menerima cintanya.
Dunia bener-bener berubah 180 derajat dan semua
terasa berbeda.
Semua terasa indah, selalu
bersama, saling berbagi, dan jarang sekali terjadi konflik antara kami.
Dia penyemangat ku dalam segi apapun.
Lamunanku pun tersadar, saat air hujan menetes tepat
di kelopak mataku.
Kuputuskan untuk cepat pulang ke rumah karena hari sudah terlihat sore, pertanda
jingganya matahari yang sudah siap untuk menenggelamkan diri..
Hari-hariku selalu teringat akan masa lalu 1 tahun
silam. Masih begitu melekat di pikiran dan di hatiku. Sulit untuk membiasakan
diri dan menghilangkan semuanya dari kehidupan yang kini aku jalani sendiri.
“Ma, Caca
pulang” kataku sambil menaiki tangga setiba di rumah.
“Sore sekali kamu
pulangnya Ca, yaudah kamu mandi habis itu kamu makan yah” jawab mama
memperingatkan.
Sedangkan aku hanya
mengangguk yang berarti mengiyakan.
~Don’t
Cry Just sweep your pain from your eyes.
That makes me fall to your heart
Sorry it’s all i can say to your heart.
You’ll always with me~
Lagu Song For You, Airplan pun mengalun di
handpone ku.
Tertera di layar handphone Bela call
“Halo Ca?”
“Iya ada apa Bel?” sahutku
“Malem ini aku nginep di
rumah kamu yah, ada yang mau aku ceritaiin” jawab Bela segera
“Oke deh aku tunggu, ajak
Shinta sekalian yah?”
“Beres Non” jawab Bela
yang menyetujui usulku itu
Untung ada kedua sahabtku itu, setidaknya bisa
membuat aku lupa akan kenangan-kenangan itu. Walawpun hanya sekejap. Tepat
pukul 7 malam Bela dan Shinta datang ke rumahku, seperti biasa mereka membeli
beberapa cemilan dan beberapa soft drink. Maklum bakalan curhat abis-abisan
malem ini. Hhhee
“Eh Ca kamu tau gak, di
facebook aku liat Kak Alvin pasang foto berdua sama cewek loh?” Bela membuka
pembicaraan
“Biarin aja, toh gak ada
hubunganya lagi kan sama aku?” jawabku dengan lirih.
“Iya juga sih Ca, udah dong jangan galau gitu,Maafin
kita yah” jawab Bela dengan nada bersalah.
“Gak apa-apa koq, makasih yah kalian udah nemenin
aku selama ini?”
“Itulah gunanya sahabat
Ca” sahut Shinta lalu kami pun berpelukan (kayak teletubies aja yah)
(Keesokan harinya)
KKRiiiiNgggGGGGG..... jam beker hellokitty ku pun
berdering.
Hoamsss masih ngantuk, segera kubangunkan kedua
sahabatku yang sedang asyik dalam mimpi mereka masing-masing.
. Setelah selesai sholat,
kami pun bersiap untuk sekedar lari pagi di sepanjang taman, biasanya kalo hari
libur gini taman pada rame.
Setelah dapet 3 putaran, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak,
anganku pun melayang kembali teringat akan masa-masa itu.
Ketika aku dan Kak Alvin lari pagi bersama, aku
kan orangnya dulu manjaan. Jadi banyakan jalannya daripada larinya. Dengan
sabarnya dia nemenin aku. Saat bener-bener udah capek kami pun pulang. Tapi
sebelum itu, hal rutin yang selalu kami lakuin yaitu mampir ke Bubur Ayamnya
Mas Karjo. Dengan lahapnya kami pun menghabiskan bubur ayam yang menurut kami
gak ada tandingannya dimanapun.
Akhirnya aku tersadar, perut ku udah kriak-kriuk,
lalu aku pun mengajak kedua sahabatku yang dari tadi udah tebar pesona ke
cowok-cowok, buat mampir bentar ke bubur ayamnya Mas Karjo.
Mereka pun setuju !!!
Setelah menghabiskan bubur
ayam + teh hangat, kami pun beranjak.
“Dah Shinta, Bela” pamitku
saat di Gang Melati
Kami pun saling berpisah, ternyata walau bersama mereka, itu tidak membuat
aku lupa akan kenangan itu. Oh tuhan aku lelah. Ucapku sambil menunduk seraya
mencari jawaban disela-sela bebatuan bahkan di di pasir-pasir yang berada dihadapanku.
Kupikir mereka tau jawabanya. Tapi hasilnya NIHIL !!!
Kalian pasti penasaran kan
dengan cerita masa laluku? Oke bakalan aku ceritain sampe tuntas. Wow
Berulang-ulang semua terasa indah, waktu terasa
cepat kami lewati.
Tak ada 1 orang pun yang
bisa memisahkan kami saat itu.
Berdua kami hadapi
bersama,
Badai, terjangan ombak,
bahkan semua yang sangat sulit menurutku.
Tapi..
Kami mampu
menelan semua itu tanpa harus merasakan sakit.
Hingga tiba waktu dimana ia mulai menjauh dari
diriku, aku pun tak tau apa yang menyebabkan itu. Ia bahkan seperti ditelan
bumi. Saat ku tanya alasannya, ia hanya menjawab SEDANG SIBUK. Saat itu aku
mencoba untuk mengerti. Berminggu-minggu tanpa ada kabar darinya. Hingga suatu
hari yang mempertemukan kami, dimana hari itu merupakan hari yang sangat
terpenting dalam hidupku. Yaah usiaku tepat 17 tahun.
Aku sangat senang sekali melihat ia datang membawa
satu bucket mawar putih,ia pun mengucapkan “Happy Birthday Honey Wish you All
The Best” lalu aku pun diantarnya pulang ke rumah. Rasanya ingin sekali di dekatnya
selalu, karena dialah sumber kekuatanku. Di pertengahan jalan ia mengucapkan
kata yang sampai saat ini masih sangat menusuk di relung hatiku yang paling
dalam.
“Honey?” panggilan sayang yang selalu ia gunakan
saat memanggilku.
“Iya kak, Ada apa?”
“Mungkin, hubungan kita sampai disini aja yah?”
dengan mata tetap menatap lurus ke jalan.
Seperti Halilintar yang mengejutkan hati ini,
“Tapi kenapa kak?” sahutku diiringi tetesan air
mata yang mengalir
“Kakak bakalan sibuk, gak bakalan ada waktu buat
Caca. Caca harus bisa tanpa kakak yah?” jawabnya dengan nada tersendat.
“Caca gak mau kak” bendungan air mata pun tak
tertahankan lagi
“Kakak gak bisa Ca, kamu harus ngertiin kakak
juga” ucapnya pelan
“Tapi apa salah Caca kak?” tanyaku sampai menarik
tanganya
“Kalo emang kita jodoh kita gak akan kemana Ca,
kamu jaga diri kamu baik-baik yah, sekolahnya harus semangat, buktiin kalo kamu
bisa” nasihat Kak Alvin yang mungkin itu merupakan nasihat terakhirnya untukku.
Aku hanya terdiam, hatiku hancur, duniaku
berputar, kebahagiaan bukan lagi milikku, Kak Alvin memutuskan Hubungan ini
tanpa satu alasan yang jelas. Itu cukup membuat hatiku hancur berkeping-keping.
Sejak kejadian itu kami benar-benar hilang
komunikasi, semua kenangan telah sirna, tak dapat kami lukis di kanvas indah
kami lagi.
Mungkin ada alasan yang lain sehingga ia membuat
keputusan seperti itu, tepisku dalam hati. Itulah cerita masa kelamku.
Ah sudahlah, aku pun beranjak ke dapur untuk sekedar
membuat teh hangat. Aku sangat lelah bila mengingat itu. Kuhabiskan satu gelas
teh hangat itu, sedikit memberi ketenangan setelah aku meminumnya.
Bertahun-tahun aku mencoba bangkit dari
keterpurukan ini. Tak mudah untukku menghadapi semua, tetapi aku sangat percaya
dengan 1 kalimat “SEMUA AKAN INDAH PADA WAKTUNYA”. J
Beberapa hari lagi aku dan teman-temanku akan
menghadapi Ujian Nasional, dan kali ini aku sangat ingin berkonsentrasi dengan
UN dan SNMPTN ku. Aku tak ingin lagi memikirkan masa lalu yang akan menghambat
masa depanku. Dan alhamdulillah semua berhasil ku lewati dengan lancar dan
memuaskan.
“Ma, Pa, Caca diterima di Universitas Nusa Bangsa?”
teriak Caca sembari menunjukan lembaran pos yang baru saja ia baca.
“Kamu hebat Nak, teruslah berprestasi. Kami sangat
bangga terhadapmu” ucap Papa sembari tersenyum sedangkan Mama langsung
memelukku.
Bela pun menelponku, dan ternyata ia dan
Shinta, juga diterima di Universitas Impian mereka masing-masing. Kami ber tiga
tidak satu sekolah lagi, sedih sih tapi apa boleh buat demi cita-cita.
Hari yang ditunggu pun tiba, OSPEK PERTAMA
!!! syalala~
Dengernya aja udah merinding dan ketakutan
bagi mahasiswa/mahasiswi baru seperti kami.dan yang lebih parahnya lagi gak ada
satupun orang yang aku kenal di Univ ini. Sudah Habislah aku !!!
“Eh Loe Kucing sini jongkok” sahut kakak
tingkat yang memanggil nama Ospekku.
“Iya ada apa kak?” sahutku
takut
“Kamu kan punya panggilan
kucing, jadi coba kamu cari 2 kucing dikampus ini, terus kasih ke Gue” jawabnya
galak
“Tapi kak?” jawabku ragu.
“Gak pakek tapi-tapian, loe mau gua suruh lari 25 keliling ni lapangan”
“Gila, aku bener-bener gak suka sama yang namanya KUCING, ngeliatnya aja
udah takut bener, eh ini malah di suruh nyari. Bener-bener ngeselin deh
Seniornya. Pengen banget deh aku cakar-cakar mukanya. Pilihan terakhir lari 25
keliling? Dia pikir ni lapangan kecil apa? Bisa bengekan aku kalo gini caranya”
gerutuku dalam hati
“Kak?” panggil ku terhadap senior aneh itu
“Apa? Mana kucingnya?”
sahutnya kebingungan karena tidak ada satu ekor kucingpun ditanganku.
“Ini kak, Caca milih lari
25 keliling aja deh. Susah cari kucingnya” jawabku terbata-bata
“Bilang aja loe takut ama
kucing, yaudah lari sono 25 keliling” suruhnya dengan nada tinggi
“Senior aneh, jahat, gak
berprikemanusiaan, tega banget siang bolong gini disuruh lari” gerutuku lagi
Baru 3 keliling aja udah
capek banget, kepala ku udah pusing dan tiba-tiba BRRrruuukkk.. aku pun ambruk
di tengah lapangan.
Dan tersadar saat aku sudah berada di UKS
“Loe udah siuman?” tanyanya dengan nada yang
lembut beda banget pas di lapangan
“Iya udah kak, bisa
ngeliat kan?” jawabku songong
“Maafin gue yah udah buat loe kayak gini, gue
ngerasa bersalah jadinya. “Gak apa-apa
koq kak, bagus deh kalo kakak cepet nyadarnya. Berarti allah udah ngebuka hati
kakak yang tega’an itu” jawabku dengan kata-kata yang menyindir
“Hhhee loe polos banget
yah”
“Oh” jawabku singkat
“Yaudah loe mau pulang gak
ntar gue anter?” tawarnya kepadaku.
“Makasih kak, masih kuat
koq buat pulang sendiri” tolakku halus
“Bener?” tanyanya seraya meyakinkan
“Iya bener kak !
“Iya bener kak !
Semenjak berakhirnya hubunganku dengan Kak Alvin
aku memutuskan untuk menutup hati untuk pria manapun, karena aku masih menjaga
cinta itu. Sesuai ucapan ku terakhir kalinya.
Ospek pun terlewati hari demi hari senior aneh itu semakin deket aja
sama aku. Aku sih nganggepnya biasa aja, tapi seiring waktu berjalan dengan
perlahan ia mulai mendekatiku dengan maksud lain. Tetapi aku tidak sedikit pun
memberi kesempatan untuknya.
Seketika pandangan ku teralih ketika melihat
orang-orang yang berkerumun di mading. Dengan penasaran ku hampiri mading
tersebut ternyata ni kampus bakalan ngerayai Birthday yang ke 50 tahun minggu
depan yang bertemakan Green is natural jadi semua yang pada dateng diwajibkan
memakai pakaian bernuansa hijau.
Keesokan harinya aku Shinta, dan Bela pergi ke Mall untuk membeli keperluan
yang bakalan aku pakai nanti. Agak susah sih cari gaun yang pas, warna hijau
lagi!!!
Bener-bener deh tuh kampus kenapa gak sekalian
warna jingga aja biar lebih susah dicarinya. Hhe
Akhirnya setelah muter-muter, turun naik tangga
kami pun selesai belanja.
Tiba dimana acara Birthday nya my kampus, jam
setengah 5 sore udah harus dateng dan sekarang jam menunjukkan pukul 2
sedangkan aku masih kebingungan buat dandan. Aku bener-bener gak biasa tau !!.
Ku raih handphone pink ku, ku tekan kontak yang
bernama Bela lalu ketekan tombol call.
“Bela help me” ucapku
memohon
“What wrong baby”
“Ntar sore, mykampus bakalan ngadain Birthday nya,
kamu tau sendiri kan aku gak bisa dandan? Mana ini udah jam 2 lagi. Bantuin aku
Bel, ayo dong” jawaku cepat
“Okey darling Bela segera meluncur”
jawabnya dengan pasti.
Aku pun tersandar di kursi sembari menunggu Bela
datang.
“Hey Bel, lama amat sih udah jam 3 ni?” gerutuku
“Tenang aja Ca, aku cepet
koq kalo ngedandani orang” jawab Bela seraya menenangkanku
Dengan sigap ia memoleskan
bedak, lipstik, eyeshadow, gliter. Jilbabku pun sudah terpasang dengan anggun nya.
Make-up pun selesai, lalu ia menyuruhku untuk mengenakan gaun serta
pernak-pernik dan sepatu yang aku beli kemarin.
Dan hasilnya amazing WOW banget deh.
“Ya ampun Ca, kamu cantik
banget. Sumpah deh. Kalo Kak Alvin ngeliat Caca yang sekarang pasti bakalan
tambah cinta dianya” tutur Bela kagum
“Aku juga baru sadar Bel, makasih yah sahabatku
udah bantuin aku” tutur ku sambil tersenyum lebar.
“oke sama-sama good luck yah buat hari ini”
semangatnya untukku.
Jam menunjukan pukul setengah lima lewat, Jakarta Macetnya gak ketulungan
deh.
Setelah setengah jam menunggu akhirnya jalan
kembali normal. Terlihat jelas keaadaan gedung yang sudah memulai acaranya.
Dengan percaya diri aku pun memasuki gedung, semua
mata tertuju padaku. Semua berdecak kagum, tapi tak sedikit pula yang mencemooh
iri terhadapku. Ku pilih kursi kosong yang masih tersedia. Kuikuti acara itu,
lalu tibalah acara puncaknya dimana merupakan acara bebas untuk
mahasiswa/mahasiswi sekalian.
Terdengar seseorang yang menyebut namaku, yang
mempersilahkan untuk menyumbang sebuah lagu untuk acara ini. Dengan dorongan
teman-teman sekalian aku pun naik ke atas panggung.
“Andai saja kau menyaksikan semua ini” Pikirku
sejenak.
Delapan tahun aku pun dapat menyelesaikan gelar kedokteranku dengan nilai
yang sangat baik.
Dan entah sampai saat ini kami masih belum juga
dipertemukan. Dan tak terasa Sudah 10 tahun sudah masa-masa itu terlewati. Tak
ada satu rasa pun yang hilang dalam hatiku. Hanya untuknya dan Hanya kepadanya
!!
Karena nilai yang aku peroleh cukup tinggi, aku
pun langsung ditempatkan di rumah sakit ternama di Jakarta.
Begitu juga dengan kedua sahabat karibku, Bela dan
Shinta pun telah berhasil satu sama lain, Bela menjadi Manager di Perusahaan
papanya sendiri, sedangkan Shinta menjadi Pengusaha Restoran Jepang yang
sukses.
Hari ini dengan suka cita aku berangkat ke Rumah Sakit,
walaupun hingga sekarang aku belum juga mempunyai tambatan hati. Tetapi sampai
detik ini aku masih percaya dengan kata-kata “SEMUA AKAN INDAH PADA WAKTUNYA”
Setiba di Rumah Sakit, sudah banyak pasien yang
harus kutangani, hingga sampai pada pasien terakhir yang membuat aku teringat
kembali akan masa itu. Yah kedua orang
dihadapanku saat ini, begitu masih teringat jelas di pikiranku.
“TITA? MAMA?” tanyaku seraya meyakinkan hatiku
bahwa yang aku lihat merupakan adik kandung dan juga mama kandungnya Kak Alvin.
“Caca?” tanya mama dan aku
pun langsung meraih tangan mama.
Ternyata mama dan Tita masih mengingatku, senang
sekali bisa bertemu dengan mereka orang yang sangat aku sayangi dan memberikan
kenangan terindah dalam hidupku.
“Tita, sakit apa Ma?”
tanyaku khawatir
“Tita panasnya gak
turun-turun Ca dari kemarin malem, mama khawatir ada apa-apa” jawab mama dengan
nada cemas.
“Yaudah Caca periksa di
ruangan dulu yah Ma, Mama yang tenang yah”
Setelah memeriksa, ternyata Tita harus rawat inap
di rumah sakit karena mengidap gejala DBD.
“Tita gak apa-apa ma, Cuma trombositnya aja yang
menurun. Caca janji bakalan ngerawat Tita dengan baik sampai ia bener-bener pulih” ucapku ke mama
“Makasih yah Ca” ucap mama
sembari tersenyum.
Sebelum melanjutkan kata-kata ku, tiba-tiba tampak
dua orang yang juga sangat aku ingat dari dulu hingga sekarang.
“Ma, gimana keadaan Tita?” ucap laki-laki gagah yang
sepertinya itu Papa.
“Iya ma, gimana keadaan
Tita? Alvin denger tita kena gejala DBD?” tanyanya dengan cemas.
Deg.. jantungku berdegup
kencang. Masa laluku tepat di hadapanku
sekarang. Sudah 10 tahun tidak bertemu banyak sekali perubahan fisik dirinya.
Aku masih terdiam bahkan tertegun, amat sangat tak
menyangka akan peristiwa ini.
“Tita gak apa-apa koq baru kena gejala, untung ada
Caca jadi Tita cepat ditangani” Ucap mama sambil melirikku.
Terlihat jelas Kak Alvin sangat terkejut saat
mendengar mama menyebut namaku, pandanganya pun langsung beralih kepadaku.
Mata kami pun saling beradu satu sama lain, dengan
pandangan tersebut banyak sekali kata-kata yang ingin terucapkan.
Malam pun tiba tepat pukul 22.00 aku kembali ke
rumah. Malam itu kusempatkan untuk melihat bintang terlebih dahulu.
“Bintang, akhirnya kau datang kembali dalam
hidupku. Itu sudah membuat aku sangat senang sekali. Semoga semua kembali
seperti sedia kala yah bintangku. Ucapku terakhir.
Sabtu pun tiba,hari itu
aku ada jam sore untuk ke Rumah Sakit, tepat pukul 5 aku berangkat. Setelah
menangani semua pasien, kusempatkan untuk menjenguk Tita yang dari hari ke hari
semakin membaik kesehatanya.
“Kak Caca udah pinter,
baik, cantik lagi” ucapnya sambil tersenyum
“Ah Tita bisa aja”
“Emang bener koq apa yang
Tita katakan” Ucap seseorang yang tiba-tiba menghampiri kami.
“Tuh kan kak, Bang Alvin
aja setuju” timpal Tita.
Aku pun hanya tersenyum memandang mereka satu sama
lain.
Setelah selesai menangani
satu pasien terkhir, aku pun langsung ganti baju dan melepas baju dinas.
Setelah semua beres aku kembali keruangan Tita, dan ternyata Tita sudah
tertidur. Dan terlihat kak Alvin yang masih menungguinya.
“Tita nya udah tidur Ca,
kamu mau pulang? Kakak anterin yah?” ucapnya menawari.
“Oh yaudah kak iya”
Di mobil kami hanya saling terdiam satu sama lain,
dan aku hanya melihat-lihat disekitar jalan, ntah harus berkata apa.
“kita makan dulu yuk?”
tawarnya kepadaku. Dan aku hanya mengangukan kepala ku, yang berarti setuju.
Ia pun menghentikan mobil
di warung pinggir jalan, Tertulis di spanduk MIE AYAM OJOLALI. Ternyata dia masih ingat makanan
kesukaanku.
Setelah makan, kami pun memutuskan untuk duduk di
taman, ia banyak sekali cerita mengenai kehidupannya selama sepuluh tahun tanpa
diriku. Enam tahun ia kuliah di Jerman dan berhasil meraih S2 hukum. Dan
sekarang ia telah bekerja di
Kejaksaan Tinggi Negara.
“Mungkin sudah saatnya Kakak cerita apa alasan
sebenarnya kakak tiba-tiba memutuskan hubungan pada saat itu. Mungkin bisa
dibilang kakak ingin fokus terhadap masa depan kakak terlebih dahulu, karena
saat itu kakak juga merasa, bahwa kakak belum bisa jadi yang terbaik untuk
Caca. Di dalam tekad kakak, suatu saat kita pasti bersatu dimana kita sudah
saling Sukses satu sama lain” ucapnya perlahan.
Jujur tak
sedetikpun kakak lupa akan kenangan kita dan juga diri kamu Ca, Rasa itu masih
sama seperti dahulu.
“Maafin kakak yah Ca, udah
ngecewain hati Caca, tapi kakak percaya Caca orang yang kuat. Terbukti sekarang
Caca mampu melewati semua cobaan dan rintangan,hingga mengantarkan kita untuk
bersama-sama kembali hingga nafas kan berhenti” ucapnya sambil meraih kedua
tanganku.
“Caca ngelakuin semua itu, karena dilubuk hati
Caca yang paling dalam Caca yakin walaupun kita sempat terpisah, tapi suatu saat
nanti kita bakalan bertemu lagi seperti sekarang ini” ucapku dengan yakin.
“oh iya masih inget gak Janji Cinta kita?” tanyaku
kepadanya.
“Masih dong”
Sama-sama nyatuin kelingking, habis itu nyatuin
telunjuk,lanjut nyatuin jempol. Terakhir ngeluarin telunjuk masing-masing.
Telunjuk aku ke hidungnya dia, telunjuknya dia kehidung aku.
Setelah itu kita sama-sama ketawa deh J
Di atas langit tampaklah
dua bintang yang paling terang,
Seraya ikut tersenyum atas pertemuan kami kembali.
Sinarnya begitu jelas terlihat.
Jelas sekali
menggambarkan perasaan kami saat ini.
Terimakasih tuhan atas semua pelajaran yang telah
engkau berikan,
Karena itu semua mengajarkan ku untuk menjadi
wanita yang kuat.
Aku akan selalu percaya akan kalimat “SEMUA AKAN
INDAH PADA WAKTUNYA” bisikku ke bintang melalui hati pada malam itu.
J THE END J
No comments:
Post a Comment